Kera sangat senang hidup bersama ketam, karena ketam sangat
menurut kepadanya. Ketam mudah sekali ditipunya. Selain itu ketam tidak berani
rnelawannya.
Pada suatu ketika mereka berdua bersama-sama mencari makan. Kera
mendapatkan biji buah jambu. Sedangkan ketam mendapatkan sepotong kue, sisa
makanan seorang pemburu.
“Sahahatku ketam, kue itu hanya sekali saja kau dapat. Setelah kau
makan, maka habislah kuemu,” kata kera sambil melirikkan matanya kearah kue
yang dipegang ketam.
“Tapi biji jambu ini bisa ditanam dan akan berbuah hanyak. Habis
kita petik tidak lama kemudian akan berbuah lagi. Begitulah seterusnya.
Bagaimana kalau kita bertukaran saja, sahabat ?”
Karena bujukan itu, ketam merasa tergiur yang akhirnya kuenya ditukarkannya dengan biji jambu milik kera.
“Lalu biji ini ditanam di rumahku ?”
“Ya, ya, “jawab kera sambil mengunyah kue itu.
Betullah, tidak lama kemudian biji jambu itu tumbuh dengan
suburnya. Ketam rajin sekali menyirami pohon jambunya. Dan pada saatnya pohon
jambu itu berbuah dengan lebatnya.
Melihat buah yang lebat itu kera menjadi iri. Karena itulah maka
ketam dibunuhnya. Dia dibanting pada sebuah batu yang sangat keras sehingga
tubuhnya berkeping-keping menjadi ratusan ketam kecil-kecil.
Bukan main senang hati kera. Dia bisa memetik buah jambu itu
sepuas dan sebanyak mungkin.
“Abang kera, berilah kami buah jambu itu,” kata seekor ketam.
“Secuilpun kalian tak akan kuberi,” kata kera sambil memakan buah
jambu itu dengan rakusnya.
Ketam-ketam itu sakit hatinya. Kemudian merekabermusyawarah
bersama. Diputuskannyalah untuk menghukum kera.
Berbarislah mereka menuju ke rumah kera. Lebah melihat barisan
mereka, dan menanyakan akan kemanakah mereka itu. Mereka menjawab, “Kami akan
menghukum kera,” jawab mereka. Kemudian mereka memberi sepotong kue kepada
lebah. Lebahpun ikut mereka.
Tidak lama kemudian siput juga melihat barisan ketam itu dan
menanyakan akan kemanakah mereka itu. Mereka menjawab, “Kami akan menghukum
kera,” jawab mereka. Kemudian sepotong roti diberikan kepada siput. Dan
siputpun ikut dalam barisan itu.
Ketika akan sampai di rumah kera, mereka bertemu dengan ular. Ular
menanyakan kepada mereka mau kemanakah mereka. Ketam-ketam itu menjawab, “Kami
akan menghukum kera.” Ularpun menerima sepotong kue dari mereka. Ularpun
berbaur dengan mereka itu.
Ketika sampai di rumah kera, mereka tidak menjumpainya. Maka
bersembunyilah lebah dibalik dipan kera. Siput mengambil tempat
persembunyiannya di balik tungku yang berapi. Sedang ular bersembunyi dibawah
ember. Semua ketam bersembunyi ditempat yang terlindung dari pandangan kera,
kalau kera nanti pulang.
Kera masuk rumahnya. Karena kedinginan. Kera menuju tungku
perapian. Nah, disana siput mendorong tungku berapi itu. Sehingga kera
terbakar. Larilah kera menuju ember berisi air. Tapi di sana ular telah
menunggunya. Kaki kera terpelilit oleh tubuh ular. Disusul dengan kedatangan
lebah yang menyengat mata kera. Kera berteriak keras kesakitan. Kemudian
Ketam-ketam keluar dari persembunyiannya untuk memberi pelajaran kepada kera
yang telah berbuat kejam kepada induk mereka. ***http://aakkuucintaindonesia.blogspot.com/2013/03/dongeng-kera-yang-licik-dan-kejam_5190.html
0 komentar:
Posting Komentar