Selasa, 02 September 2014

kisah Mahabarata

Serial Mahabharata yang ditayangkan oleh stasiun televisi ANTV ternyata mampu menarik perhatian banyak pemirsa di seluruh Indonesia. Ya, dibanding pada tayangan yang sama pada beberapa tahun lalu di TPI (sekarang MNCTV) serial Mahabharata versi baru ini menjadi daya tarik tersendiri lantaran para pemainnya yang bisa membuat istri atau pacar anda bakal mengacuhkan keberadaan anda pada saat menonton serial epik ini. Tokoh paling terkenal dalam serial ini adalah tokoh lima orang bersaudara dari Hastinapura yang dikenal sebagai Pandawa Lima. Nah, siapa saja dan apa saja kiprah dari lima tokoh Pandawa dari Mahabharata ini, mari kita berkenalan bersama mereka satu per satu.

Pandawa lima
Pandawa lima
Sebutan Pandawa berasal dari sebuah kata dari bahasa Sansekera yang berarti “Anak Pandu”. Sebutan tersebut diberikan pada lima orang bersaudara yang adalah juga anak-anak dari Raja Pandu Dewanata dari Hastinapura. Disebutkan juga kalau kelima orang Pandawa itu merupakan titisan dari dewa-dewa tertentu yang memiliki keahliannya masing-masing.
Anak-anak Pandu yang lahir dari dua orang ibu yang berbeda, yaitu Dewi Kunti yang merupakan ibu dari Yudhistira, Bimasena dan arjuna, sementara Dewi Madri merupakan ibu dari si kembar Nakula dan Sadewa. Pada usianya yang masih anak-anak, para putra-putra Pandu ini kerap berselisih dengan saudara sepupu mereka, Kurawa. Perselisihan tersebut terjadi akibat hasutan dari paman Kurawa yang bernama Sangkuni yang dikenal memiliki lidah tajam.
Setelah Pandu dan Dewi Madri meninggal, Hastinapura dipegang oleh ayah Kurawa yang juga saudara dari Pandu yang bernama Destrarasta. Saat itulah Duryudana dibantu ke-99 adiknya memiliki keinginan untuk duduk sebagai raja Hastinapura dan bertekad menyingkirkan para Pandawa dengan cara apapun.
Sekarang mari kita berkenalan dengan para Pandawa anak Pandu yang merupakan tokoh protagonis dalam kisah epik Mahabharata ini.
1. PUNTADEWA ATAU YUDHISTIRA
Dalam serial Mahabharata yang ditayangkan oleh Star Plus India dan ditayang ulang oleh ANTV Indonesia, tokoh Yudhistira diperankan oleh Rohit Bharadwaj. Yudhistira terlahir dengan nama aslinya Puntadewa yang berarti memiliki derajat keluhuran yang setara dengan para dewa. Sedangkan sebutan/julukan lain Puntadewa atau Yudhistira adalah Ajatasaru, Bharata, Dharmawangsa, Kurumukhya, Kurupati, Pandawa, Partha, Gunatalikrama, dan Samiaji.
Yudhistira
Sosok Yudhistira dalam pewayangan
Puntadewa alias Yudhistira ini merupakan anak sulung dari Raja Pandu dan Dewi Kunti, namun bisa disebut juga merupakan anak kedua dari Kunti karena anak pertamanya yang bernama Karna diasuh oleh Adirata. Dalam kisah disebutkan bahwa Yudhistira merupakan titisan Dewa Yama/Dharma karena ulah Pandu yang salah sasaran sewaktu akan memanah seekor rusa sehingga menerima kutukan sebelum dia sempat bercinta dengan istrinya.
Pandu dikenal sebagai orang yang adil, jujur, sabar, relijius, percaya diri dan berani berspekulasi. Dalam perjalanan hidupnya Yudhistira hampir tidak memiliki musuh, karena memiliki sifat yang sangat bijaksana dan tidak pernah berdusta. Hal ini pula yang akhirnya dimanfaatkan oleh Sangkuni ketika merayunya untuk berjudi dadu, yang menyebabkan kekalahan besar di pihak Pandawa dan merubah kisah Mahabharata menjadi sebuah cerita yang menegangkan dan penuh konflik.
Keahlian Yudhistira adalah menggunakan tombak, sebagaimana diajarkan oleh Resi Druna (Dorna), dan dalam budaya Jawa, Yudhistira dikenal memiliki beberapa pusaka yaitu Jamus Kalimasada, Tunggulnaga, dan Robyong Mustikawarih.
Salah satu kebiasaan buruk dari Yudhistira adalah senang bermain dadu. Hal tersebut benar-benar telah dimanfaatkan dengan baik oleh Sangkuni dan Duryudana yang melalui kelicikan dan lidah tajamnya berhasil mempengaruhi Yudhistira untuk bermain dadu dengannya dan mempertaruhkan hartanya yang dimulai dari uang emas hingga kerajaan dan para saudaranya. Bahkan Sangkuni pun berhasil mempengaruhi Yudhistira untuk mempertaruhkan Drupadi!.
Drupadi
Drupadi dipermalukan oleh Duryudana setelah Yudhistira kalah bermain dadu
Karena kekalahannya dalam bermain dadu, Yudhistira harus kehilangan Drupadi. Duryudana yang tidak menyia-nyiakan kesempatan itu segera mengambil tindakan untuk mempermalukan Drupadi yaitu dengan menelanjanginya di hadapan para tetua, raja, dan penduduk Hastinapura. Mendengar jeritan dan ratapan Drupadi, ibu para Kurawa yaitu Dewi Gandari segera masuk dan menyuruh Duryudana untuk menghentikan permainan dan mengembalikan semua yang telah dirampasnya.
Namun beberapa hari kemudian, Duryudana kembali mengajak Yudhistira untuk bermain dadu, dan hasilnya Yudhistira mengalami kekalahan yang membuat dirinya dan saudaranya yang lain dibuang ke dalam hutan selama 12 tahun.
Para Pandawa yang sedang menjalani masa pembuangan di hutan, dikejutkan oleh ajakan Duryudana yang berniat mengadakan pesta di hutan tersebut. Niatan Duryudana tersebut tentu saja untuk tujuan menghina para Pandawa. Namun yang terjadi mereka malah berselisih dengan kaum Gandharwa pimpinan Citrasena. Akibatnya Duryudana ditangkap oleh Citrasena.
Yudhistira yang mendegar kabar tersebut segera menyuruh Bima dan Arjuna untuk menolong Duryudana. Pada awalnya mereka menolak, terlebih Bima yang memang memiliki dendam kesumat terhadap Duryudana. Namun, setelah Yudhistra berniat bertarung sendirian, akhirnya dengan terpaksa Bima dan Arjuna berangkat dan menolong Duryudana. Duryudana yang tadinya berniat mempermalukan para Pandawa akhirnya malah menjadi malu sendiri.
Peran Yudhistira dalam peperangan Pandawa melawan Kurawa di Bharatayudha sangat besar. Yudhistira memilik strategi yang cukup ampuh saat menghadapi Durna. Dia menggunakan keahliannya memainkan tombak pada waktu bertarung melawan Salya, dan rasa adilnya ketika harus menghadapi Duryudana. Setelah berakhirnya perang Bharatayudha, Yudhistira dinobatkan menjadi Maharaja dunia dengan menjadi raja dari Hastinapura dan Amarta.
Yudhistira wafat
Yudhistira dalam perjalanan terakhirnya menuju gunung Himalaya
Daam perjalanannya menuju puncak Himalaya bersama para Pandawa dan Drupadi Bharatawarsha, Yudhistira meninggal dan ia menjadi orang terakhir yang meninggal dalam perjalanan menuju Himalaya dan masuk ke surga. Lagi-lagi di surga ia harus menerima ujian dan berhasil melewatinya.
2. BHIMASENA ATAU BIMA
Tokoh Pandawa kali ini adalah Bheema atau Bima. Bima merupakan putra kedua dari Pandu dan Dewi Kunti. Dalam kisah disebutkan bahwa Bima merupakan titisan dari Batara Bayu atau dewa angin. Bima yang memiliki tubuh yang gagah dan berotot adalah orang yang paling kuat dari para Pandawa lainnya. Meski memiliki sifat yang kasar dan cepat marah, namun Bima memiliki hati yang sangat lembut. Bima dikenal sebagai salah seorang dari Pandawa yang paling ditakuti oleh musuh.
Bima
Bima dalam pewayangan Indonesia
Dalam bahasa sansekerta Bima berarti “mengerikan”, Bima juga memiliki nama lain yaitu Werkodara, Bayusuta, dan Bhimasena. Senjata Bima adalah kekuatan dan pusakanya yang berupa Gada Rujakpala. Dalam budaya Jawa, Bima dikenal memiliki pusaka Kuku Pancakenaka, Alugara, Bargawa dan Bargawasta.
Kekuatan Bima mulai menonjol ketika dirinya masih berusia anak-anak, ia menyimpan kekuatan yang sangat besar dibanding anak sebayanya. Sebagai anak kecil, Bima juga kerap jahil dan suka mengisengi sepupunya Kurawa. Salah satu orang yang sering menjadi korban kejahilannya adalah Duryudana, dan karena itu pula Duryudana menjadi sangat benci dengan Bima.
Kekuatan semakin bertambah ketika ia dan saudaranya yang lain (Pandawa dan Kurawa) sedang bermain di Sungai Gangga. Para Kurawa memberikan makanan dan minuman yang beracun pada Bima. Bima yang tidak mengetahui ulah para Kurawa segera memakan semua makanan tersebut sehingga pingsan. Oleh Kurawa, ia kemudian diikat dalam sebuah rakit dan dohanyutkan di Sungai Gangga.
BIMA DAN ANTABOGADitengah sungai muncul ular-ular yang segera mematuki tubuh Bima, dan ajaibnya bisa-bisa dari ular tersebut justru menjadi penangkal racun dari makanan yang telah ia makan tadi. Seketika Bima pun tersadar dan langsung membunuh ular-ular itu. Salah satu ular yang berhasil kabur melaporkan kejadian tersebut pada sang raja ular “Antaboga”.
Mendengar laporan tersebut, sang raja ular mengundang Bima dan memberinya dengan minuman yang jika diminum maka orang yang meminumnya akan memiliki kekuatan yang setara dengan sepuluh ekor gajah besar, dan Bima telah meminum hingga tujuh mangkuk!.
Dalam kisah lain disebutkan ketika Bima sampai di kerajaan raksasa Hidimbawana. Bima bertemu dengan seorang putri raksasa yang bernama Hidimbi atau Arimbi. Keduanya kemudian saling jatuh cinta. Namun kakak Arimbi yang bernama Hidimba marah besar mengetahui hal tersebut karena menganggap raksasa tidak pantas bercinta dengan seorang manusia. Hidimba pun mengajak Bima untuk bertarung.
Dalam pertarungan Bima berhasil membunuh Hidimba, dan menikahi Arimbi. Dari hasil percintaanya dengan Arimbi, Bima memiliki seorang putera yang diberi nama Gatotkaca. Nantinya, selain Gatotkaca Bima juga memiliki beberapa anak yaitu Antasena, Antareja, Sutasoma, dan Sarwaga.
Dalam perang besar Bharatayuddha, Bima adalah panglima perang dari Pandawa. Dalam perang tersebut Bima mati-matian bertarung satu lawan satu dengan Duryudana. Dalam pertarungan yang tidak seimbang tersebut karena Duryudana ternyata seorang sakti yang tidak bisa terluka, Bima terus menyerang Duryudana hingga kecapaian.
Bima melawan Duryudana
Pertarungan Bima melawan Duryudana
Bima melawan Duryodana
Pertarungan Bima melawan Duryodana
Dalam kisah lain disebutkan bahwa kesaktian Duryudana didapatkan ketika dirinya masih bayi, ia dimandikan oleh ibunya dengan air suci, namun ketika sedang diguyur oleh air suci itu sebuah daun gugur dan menutupi paha Duryudana, sehingga bagian pahanya tidak terkena air suci. Krisna segera memanggil Arjuna untuk memberi tahu Bima tentang kelemahan Duryudana tersebut. Karena tidak memungkinkan untuk memberitahu Bima dengan kata-kata, Arjuna menunjuk pahanya yang langsung dimengerti oleh Bima dan segera menghantamkan senjatanya pada bagian paha Duryudana yang langsung ambruk seketika.
Kehidupan Bima berakhir dalam perjalannnya menuju gunung Himalaya, ia meninggal secara sempurna dan masuk surga sebagaimana saudaranya yang lain.
3. ARJUNA
Arjuna yang berarti “Jujur dalam wajah dan pikiran” merupakan titisan dari Batara Indra. Selain itu ia juga memiliki nama lain yaitu Kururestha, Parantapa, Wijaya, dan Sawyasachi. Keahliannya adalah memanah dengan senjata andalannya yaitu Panah Pasopati dan Gendiwa. Dalam kisah Mahabharata, ketampanan Arjuna membuatnya memiliki beberapa orang istri yaitu Drupadi, Subadra, Palupi, Manuhara, Supraba, Srikandi, Sulastri, Larasati, Jimambang, Ratri, Dresanala, Wilutama, Antakawulan, Juwitaningrat, Maheswara, Retno Kasimpar, Diyah Sarimaya, Gandawati, dan Citranggada.
Arjuna
Arjuna dalam pewayangan Indonesia

 http://simomot.com/2014/07/04/inilah-sosok-dan-kiprah-pandawa-dalam-kisah-mahabharata/

0 komentar:

Posting Komentar