Jumat, 24 Oktober 2014

Penyebab Aneh yang Membuat Anda Tidak Bisa Berhenti Makan

Rasa makanan yang lezat bukan satu-satunya alasan kenapa Anda tidak bisa mengontrol nafsu makan. Tekstur makanan juga turut andil membuat seseorang sulit berhenti makan.

Lidah kita peka terhadap berbagai macam tekstur dan bisa membedakan sekecil apapun perbedaan antara makanan yang satu dengan lainnya. Masalahnya menurut Paul Breslin, Ph.D., profesor di ilmu nutrisi Rutgers University dan anggota Monell Chemical Senses Center, lidah tidak hanya bisa merasakan perbedaan tekstur tapi juga membuat otak ingin merasakannya lagi dan lagi.

Tekstur pada makanan bisa merangsang kita untuk menyuap camilan terus bahkan ketika tidak merasa lapar. Ada beberapa jenis tekstur makanan yang bisa menstimulasi otak untuk memerintahkan mulut terus mengunyah dan harus Anda waspadai:

Lemak
Anda mungkin ingin sekali menjadi langsing, tapi otak sangat 'memuja' tekstur lemak yang licin di lidah. Penelitian menggunakan scan MRI yang dilakukan University of Oxford, Inggris menunjukkan bahwa sensasi lemak yang berminyak di mulut mengaktifkan orbitofrontal cortex, bagian dari otak yang bertugas mengirimkan sensasi kenikmatan, dan, akibatnya mendorong kita untuk makan lebih banyak.

Seperti diketahui, lemak adalah salah satu penyebab utama kegemukan. Bila dikonsumsi secara berlebihan bisa mengakibatkan obesitas dan mendatangkan berbagai penyakit. Tapi tenang, Anda tidak harus menghilangkan konsumsi lemak karena ingin sehat dan langsing. Bagaimanapun juga lemak tetap diperlukan tubuh agar organ-organ berfungsi dengan semestinya. Selain itu makanan tidak akan terasa lezat jika tanpa lemak sama sekali. "Tapi batasi hanya 1 persen lemak untuk rasa makanan yang lebih enak dan sebaiknya lemak tak jenuh," ujar Paul.

Makanan Encer
Makanan yang encer akan lebih banyak dikonsumsi ketimbang makanan yang kental. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kekentalan bisa memengaruhi nafsu makan. "Semakin encer dan lembut sebuah produk, kontak dengan sistem perasa semakin sedikit," jelas Kees de Graaf, Ph.D., profesor ilmu sensor tubuh dan perilaku pola makan di Wageningen University, Belanda.

Artinya semakin cepat Anda bisa menghisap/menyedot/menelan makanan, sinyal pada usus dan otak makin kecil dan Anda akan lebih banyak menelan dalam satu suap atau sedot. Dalam sebuah studi, partisipan diberi yoghurt untuk diminum melalui sedotan. Rata-rata, orang mengonsumsi 22 persen lebih banyak saat diberi yoghurt dalam bentuk cair daripada yoghurt kental.

Makanan Renyah
Oang yang sedang bosan, sedih atau cemas cenderung mencari pelarian pada makanan. Menurut ahli gangguan makan Denise Lamothe, Psy.D., dan penulis The Taming of the Chew, "Ketika orang marah mereka cenderung ingin makan makanan yang renyah, seperti keripik. Dan ketika mereka perlu menghilangkan kebosanan, mereka akan mencari sesuatu yang creamy dan lembut seperti es krim."

Denise juga menjelaskan keinginan makan itu lebih karena faktor psikologis. Bukan kebutuhan biologis seperti makan karena lapar, misalnya. "Setelah bertengkar, apakah Anda selalu ingin makan sebungkus kacang dan mengunyahnya sampai habis?" ucap Linda Spangle, R.N., penulis 100 Days of Weight Loss.

Jika Anda mencari makanan yang menyamankan, tanyakan pada diri sendiri apakah Anda merasa kehilangan sesuatu seperti kasih sayang atau butuh dihargai. Apabila keinginan makan muncul karena hal ini, carilah cara lain untuk mengalihkannya. Bisa dengan olahraga, mandi atai mengobrol dengan seseorang lewat telepon. Dengan begitu Anda jadi tidak selalu memikirkan makanan ketika merasa sedih, marah atau kesal.


SUMBER:    http://bit.ly/1lOSzKl

0 komentar:

Posting Komentar